5 Ciri-ciri Penipuan Lomba Palsu yang Perlu Diketahui

5 Ciri-ciri Penipuan Lomba Palsu yang Perlu Diketahui

SAYEMBARA.NET - Saat ini informasi lomba terbaru terus bermunculan di internet. Bahkan info lomba tersebut dengan mudahnya ditemukan di media sosial semacam Facebook, Twitter, Instagram, dan lain sebagainya.

Postingan pengumuman lomba itu diselenggarakan oleh berbagai sumber. Penyelenggaranya pun beragam, mulai dari kalangan instansi, perusahaan, sampai komunitas atau organisasi kenamaan. Namun di antara sekian banyak penyelenggara, ada saja ulah oknum-oknum nakal yang berniat jahat dengan berkedok mengadakan perlombaan.

Kejahatan siber berkedok lomba tentunya harus diwaspadai. Cara mewaspadai keberadaan lomba-lomba palsu tersebut bisa diketahui dengan mengenali ciri-cirinya.

Adapun ciri-ciri penipuan lomba palsu tersebut dapat dikenali dalam 5 tanda utama, seperti dijabarkan melalui penjelasan berikut.

5 Ciri-ciri Penipuan Lomba Palsu

1. Harus membayar

Tujuan mengikuti lomba adalah untuk mendapatkan keuntungan berupa hadiah. Maka tak lazim jika peserta justru diharuskan membayar demi mengikutinya.

Meski ada alasan tertentu yang mengharuskan peserta membayar administrasi lomba, namun jika dicermati harusnya keperluan apapun sudah semestinya menjadi bahan pertimbangan panitia jika ingin mengadakan lomba.

Beda halnya jika sejumlah uang yang harus dibayarkan adalah pajak atas nominal hadiah yang diberikan merupakan beban yang harus ditanggung pemenang. Namun jika membayar di depan sebagai syarat pendaftaran lomba maka bisa dikategorikan sebagai modus penipuan berkedok perlombaan.

2. Kredibilitas penyelenggara meragukan

Akan jadi percuma sekian waktu yang Anda manfaatkan untuk belajar tips sukses menang lomba jika ternyata panitia penyelenggara terdiri dari oknum-oknum nakal. Karena selain mengindikasikan lomba yang mereka gelar itu palsu, tentunya reputasi tersebut patut dipertanyakan.

Jadi, bijaknya sebelum mendaftar sebuah event lomba selalu cek terlebih dahulu seperti apa reputasi penyelenggara sejauh ini.

Bukan berarti eksistensi penyelenggara yang belum terlalu terkenal harus dikategorikan penipuan, ya! Tetapi penting untuk mencari referensi lomba sebelumnya yang bisa jadi diselenggarakan oleh orang yang sama. Cara mencarinya pun mudah hanya dengan menggunakan akses internet.

3. Hadiah berupa publikasi karya sistem print on demand atau self-publishing

Untuk poin ketiga ini sedikit berbeda. Penipuan lomba palsu biasanya menggunakan modus sistem print on demand atau self-publishing.

Jika menang, peserta diberi hadiah publikasi karya, namun dengan sistem print on demand. atau self-publishing. Kurang lebih artinya, penulis harus merogoh kocek untuk membeli buku yang diterbitkan panitia lomba.

Secara tidak sadar, peserta digiring untuk jadi konsumen penyelenggara lomba, yang biasanya penerbit baru.

Secara sadar, panitia menempuh cara ini untuk menjaring naskah dan calon konsumen bagi usaha mereka.

4. Wajib banyak (sekali) tag akun medsos teman

Ini yang paling umum dijumpai, yaitu kewajiban melakukan mention atau tag ke sejumlah teman di media sosial agar mengetahui bahkan turut mengikuti lomba secara paksa.

Mengikuti lomba didasari atas kemauan si calon peserta, tanpa kewajiban untuk mengajak orang lain untuk ikut juga mengikutinya.

Analoginya, jika semakin sedikit yang mengikuti bukankah justru semakin membuka peluang kita juara?

Lantas kenapa harus mengajak orang lain untuk juga turut serta?

5. Syarat dan tenggat waktu lomba amat lentur

Soal tenggat waktu, lomba bisa diperpanjang periode penyelenggaraannya jika kuota peserta belum terlampaui. Namun akan jadi terasa aneh jika pengumuman soal perpanjangan dilakukan secara terus-menerus.

Bisa jadi ada modus yang sedang direncanakan si penyelenggara.

Harusnya, berapapun jumlah peserta tidak lantas membuat peraturan soal periodik waktu kemudian dapat diubah-ubah seenak kemauan penyelenggaranya. Karena peserta yang telah lebih dulu mendaftar akan dirugikan dengan molornya penyelenggaraan lomba tersebut.

Memang ada kemungkinan ciri-ciri lain yang mengindikasikan bahwa suatu perlombaan tersebut palsu, di mana belum disebutkan ke dalam lima poin di atas. Namun setidaknya dengan 5 ciri-ciri yang telah disebutkan, bisa jadi modal berharga untuk bekal bagi diri Anda agar terhindar dari ulah oknum tidak bertanggung jawab melalui kedok penyelenggaraan lomba.

Oleh karena itu, ada baiknya untuk tetap menerapkan sikap kehati-hatian sebelum mengikuti perlombaan.

Sekaligus sebagai informasi, artikel lomba terbaru dari situs Sayembara.net dapat dipertanggung jawabkan kebenarannya. Karena setiap artikel yang diterbitkan di situs ini tentunya telah melalui filterisasi dari tim redaksi. Untuk itu, selalu cek fakta lomba yang asli hanya di website ini ya sobat!

Posting Komentar

Post a Comment (0)

Lebih baru Lebih lama
-